PONTIANAK, borneodaily.co.id — MAFINDO melalui Kolaborasi CekFakta yang terdiri dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) mengadakan forum group discission (FGD) dengan mengundang perwakilan dari pendidik serta stakeholders terkait. Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari pada 5-6 September 2022 di Harris Hotel Pontianak.
Edukasi literasi digital tentang verifikasi informasi, etika digital, budaya digital dalam masalah cyberbullying sangat dibutuhkan sejak dini melihat tingkat penetrasi internet yang tinggi dan masih banyak konten negatif seperti hoaks dan ujaran kebencian. Oleh sebab itu kolaborasi Cekfakta.com mengadakan Forum Group Discussion terkait literasi digital yang melibatkan pendidik dan stakeholder terkait. Kegiatan yang sama, sebelumnya juga diadakan di Kota Surabaya dengan harapkan menghasilkan output berupa rencana aksi yang nyata.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan edukasi tentang literasi digital, berfikir kritis, serta periksa fakta di sekolah. Sehubungan dengan itu, Ketua Presidium MAFINDO Septiaji Eko Nugroho berharap kegiatan ini dapat menjadi sinergi untuk melakukan aktivasi edukasi literasi digital di sekolah. Selain itu MAFINDO juga berharap dengan hadirnya pihak-pihak kampus dapat mendorong mahasiswa dan dosen menjadi bagian yang integral.
FGD selama 2 hari tersebut menghasilkan kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, Universitas Tanjungpura, BRIN, AJI, AMSI serta komunitas mahasiswa.
“Saya siap membantu untuk menyampaikan kurikulum ini dalam rapat DikBud besok, semoga bisa masuk. Jika tidak bisa masuk dalam mata pelajaran semoga bisa dimasukkan dalam muatan lokal” jelas Jumadi ketika sesi diskusi.
Riadi Budiman, Pengelola PENDIKAR UNTAN juga langsung menjadwalkan untuk pemberian materi literasi digital dan cek fakta kepada 7000 mahasiswa pendikar secara daring.
Aksi-aksi nyata langsung digeber setelah pelaksanaan FGD kurikulum ini. Harapannya semoga aksi ini bisa meluas tidak hanya di Kalimantan Barat namun juga sampai perbatasan yang masih jarang menerima listrik dan internet. (red)