Palangka Raya, Borneodaily.co.id-Adagium yang sangat terkenal adalah ucapan Marcus TulliusCicero (106-43 SM) seorang negarawan, orator, ahli hukum, dan filsuf Romawi. “Hostisautamicus non est in aeternum; commoda sua sunt in aternum”— lawan atau kawan itu tidak ada yang abadi; yang abadi hanyalah kepentingan”.
Kata-kata Cicero ini sangat terkenal dan menjadi adagium internasional, yang tersebar ke seluruh dunia. Salah satunya melalui tulisan karya penyair terkenal Kahlil Gibran, sang penyair termashur kelahiran dan kebangsaan Libanon.
Kahlil Gibran adalah penyair dengan karya-karya terbaik ketiga di dunia setelah William Shakespeare dari Inggris dan Lao-Tzu dari Tiongkok.
Berkaca dari adagium Cicero—maka ada baiknya Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng 2020, dilakukan berpegang teguh penuh etika dan moral. Janganlah berdasarkan emosi, kebohongan, hoax, framing-framing, narasi-narasi, dan penggiringan opini melalui media massa maupun dalam pertemuan.
“Jangan giring masyarakat menjadi bingung dan tidak tahu lagi mana yang benar. Karena kalau itu yang dilakukan, maka itu adalah suatu pembohongan publik. Pelaku pembohongan publik ini bersiap-siaplah menerima murka dari Yang Mahakuasa, sang empunya alam semesta ini. Karena apa yang kita tanam, maka itulah yang akan kita tuai. Jika kita menabur angin, maka pada saatnya kita akan menuai badai,” sebut H. Abdul Gani—politisi senior Barito Selatan via saluran telpon, tadi malam.
Kalteng sudah sangat adem dan janganlah di rusak lagi. Semua pihak harus mampu menahan diri, jangan membuat gaduh. Semuanya harus introspeksi diri dan melihat ke dalam sebelum kita bicara, kata Ebiet G Ade.
“Marilah kita memberikan kesempatan kepada pasangan calon beserta tim-nya melakukan ikhtiar politik, “merayu” publik dengan visi misi terbaiknya, terutama sekali mendorong penerapan protokol kesehatan agar Covid-19 cepat berakhir. Sehingga kehidupan bisa kembali berjalan normal, bukan hanya wacana new normal,” tandas Gani—sapaan akrabnya.
Sejurus ke pilkada Kalteng—dalam rangka mengawal ikhtiar publik mentuainahkoda, beberapa waktu lalu KPU setempat sebagai penyelenggara Pilkada, telah menelisik berkas pasangan calon, dan menetapkan dua paslon yang memenuhi syarat untuk mengikuti perhelatan. Mereka adalah Ben Brahim S. Bahat -H. Ujang Iskandar dan H. Sugianto Sabran – H. Edy Pratowo.
KPUD Kalimantan Tengah sudah memastikan seluruh dokumen administrasi kedua pasangan cagub-cawagub telah lengkap.
Pasangan Ben-Ujang mendapatkan nomor urut 1, sementara rivalnya, Sugianto-Edy mendapatkan nomor urut 2. Uniknya, Ujang dan Sugianto pernah bertarung di Pilkada Kotawaringin Barat 2010 silam. Dan kali ini di Pilgub Kalteng, Sugianto-Ujang kembali berseteru, adu ide, adu gagasan, dan adu siapa yang paling kuat.
Infrastruktur Politik Paslon
Ben BrahimBahat-Ujang Iskandar (01)
Ben merupakan Bupati Kapuas yang menjabat selama dua periode sejak 2013 lalu. Sebelum berkecimpung di dunia politik, Alumni ITS Surabaya itu merupakan seorang insinyur PNS yang bekerja di Departemen Pekerjaan Umum pada 1986. Sementara Ujang Iskandar merupakan mantan Bupati Kotawaringin Barat periode 2005-2010 dan periode 2011-2015.
Sebelum terjun ke dunia politik, pria kelahiran Pangkalan Bun 16 Juni 1961 ini sibuk berkecimpung di dunia swasta. Ia pernah menjabat sebagai direktur PT. Utama Cipta Karya dari 1993-2001 dan Direktur CV Asta Karya 2002-2005.
Pasangan Ben-Ujang diusung oleh tiga koalisi Parpol yakni Demokrat, Gerindra dan Hanura sebagai tiket maju di Pilgub Kalteng.
Sugianto Sabran-Edy Pratowo (02)
Sugianto Sabran bukan nama yang asing di Kalimatan Tengah. Ia merupakan Gubernur petahana Kalteng yang masih menjabat saat ini.
Pria kelahiran Sampit, 5 Juli 1973 itu sudah malang melintang di dunia politik lokal dan nasional. Kader PDIP ini sempat terpilih menjadi anggota DPR periode 2009-2014. Sugianto ditempatkan di Komisi IV yang menangani sektor kehutanan, pertanian dan pangan. Setelah itu, ia sempat mencoba peruntungannya untuk maju di Pilkada Kotawaringin Barat tahun 2010. Kala itu, ia melawan Ujang Iskandar yang kini kembali menjadi rivalnya di Pilgub Kalteng 2020.
Sementara pasangannya, Edy Pratowo merupakan Bupati Pulau Pisang yang masih menjabat sampai saat ini. Pria kelahiran Palangka Raya 9 Desember 1969 itu mengawali karier politiknya sebagai anggota DPRD Kabupaten Kapuas pada 1999. Ia turut terpilih sebagai Ketua DPRD Pulau Pisau periode 2004-2008 usai daerah tersebut dimekarkan dari Kabupaten Kapuas. Karier politikus Partai Golkar tersebut terus melesat. Ia terpilih sebagai Wakil Bupati Pulau Pisang periode 2008-2013 berpasangan dengan Achmad Amur sebagai Bupati. Pasangan ini diusung oleh koalisi 8 partai politik yakni PDIP, Golkar, NasDem, PKB, PKS, Perindo, PPP dan PAN. Tim