BALANGAN, Borneodaily.co.id – Derasnya hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir ini membuat banjir, sejumlah wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan.
Banjir bandang melanda sejumlah desa di Kecamatan Tebing Tinggi dan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel), pada Sabtu. Bencana ini dipicu hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut sejak tengah malam hingga pagi hari.
Kapolres Balangan AKBP Yulianor Abdi mengatakan, banjir bandang terparah terjadi di Kecamatan Tebing Tinggi, khususnya di Desa Juuh, Sungsum, dan Gunung Batu. Sementara itu, Kecamatan Awayan juga terdampak banjir, namun dengan kategori banjir biasa.
“Yang paling parah terjadi di Kecamatan Tebing Tinggi, tepatnya di Desa Juuh, Sungsum, dan Gunung Batu,” ujar Yulianor saat meninjau lokasi banjir.
Ia menyampaikan, sejumlah rumah warga mengalami kerusakan dengan kategori sedang hingga berat. Meski jumlah pasti rumah terdampak masih dalam pendataan, diperkirakan mencapai ratusan unit.
“Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa di seluruh lokasi terdampak banjir,” tuturnya.
Dari hasil peninjauan di lapangan, banjir bandang tersebut merupakan yang terparah dialami warga setempat dalam beberapa tahun terakhir. Ketinggian air dilaporkan mencapai lebih dari dua meter, bahkan hingga menutup atap rumah warga.
Status Siaga Ditetapkan
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan bergerak cepat melakukan penanganan bencana banjir di Kabupaten Balangan. Penanganan dilakukan melalui koordinasi lintas instansi dengan menerjunkan personel serta memastikan kesiapan peralatan di lapangan.
Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin menyampaikan hal tersebut usai meninjau Posko 6 peringatan Momentum 5 Rajab di Museum Lambung Mangkurat, Jalan A. Yani Km 36, Banjarbaru, Sabtu (27/12/2025).
“Penanganan bencana banjir dilakukan melalui koordinasi intensif antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan instansi teknis. Untuk penanganan teknis di lapangan, kami serahkan kepada BPBD yang sudah berkoordinasi dengan Polres setempat,” ujar Gubernur.
Ia menegaskan, sarana dan prasarana penanganan bencana telah tersedia di daerah terdampak, sehingga tidak perlu membawa peralatan dari Banjarbaru.
“Peralatan sudah siap di lokasi dan bisa langsung digunakan untuk membantu masyarakat,” katanya.
Gubernur Muhidin mengaku sempat khawatir melihat kondisi warga terdampak dari laporan visual yang diterima. Dalam salah satu video, terlihat seorang ibu dan anak terjebak hingga harus naik ke atap rumah akibat tingginya genangan air.
“Itu hampir tenggelam, ini yang kita khawatirkan karena masyarakat tidak bisa keluar dan terjebak,” ujarnya.
Namun demikian, berdasarkan laporan terbaru, kondisi air dilaporkan mulai berangsur surut.
“Alhamdulillah, tadi kita dapat kabar air sudah mulai turun. Mudah-mudahan ke depan tidak hujan lagi, namun tetap perlu kewaspadaan agar kejadian serupa tidak terulang,” imbuhnya.
Terkait status kebencanaan, Pemprov Kalsel telah menetapkan status siaga di enam kabupaten. Status tersebut akan kembali dibahas dalam rapat lanjutan dengan mempertimbangkan perkembangan cuaca dan kondisi lapangan.
“Kita harus siap siaga dan cepat merespons setiap laporan dari masyarakat,” tegas Gubernur.
Selain banjir, Gubernur juga menyinggung kejadian tanah longsor di Desa Aranio, Kabupaten Banjar, yang berhasil ditangani dengan cepat berkat laporan masyarakat.
“Pagi dilaporkan longsor, langsung kita bersihkan. Peralatan PUPR sudah saya perintahkan siaga di wilayah Hulu Sungai agar tidak perlu menunggu dari sini,” katanya.
Ia menegaskan, kesiapsiagaan personel dan peralatan telah disiapkan di berbagai wilayah rawan bencana, meski penanganan akan lebih menantang apabila terjadi kerusakan infrastruktur berat seperti jalan putus.
“Pada prinsipnya, di mana pun ada kejadian, kita sudah siap. Kendala utama hanya jika akses benar-benar terputus,” pungkasnya. (ant/mmc/red)






















Users Today : 306
Users Yesterday : 932
This Month : 27834
This Year : 308429
Total Users : 881434
Views Today : 614