PALANGKA RAYA. Borneodaily.co.id – Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran meminta kepada perusahaan perkebunan, HPH, HTI dan pertambangan agar peka dan peduli terhadap masyarakat Kalimantan Tengah yang saat ini tengah terdampak banjir. “Membangun Kalimantan Tengah bukan semata-mata urusan pemerintah saja, tapi semua elemen masayarakat dan seluruh stakeholders yang ada termasuk di dalamnya sector pengusaha perkebunan, kehutanan dan pertambangan, terlebih sektor-sektor tersebut beririsan langsung dengan lingkungan hidup yang harus dikelola dengan ramah, agar tidak berkontribusi terhadap bencana banjir. Maka kepekaan dan kepedulian social terhadap masyarakat terlebih yang terdampak bencana, merupakan bagian terpenting dalam komitmen moral” tegas Gubernur H. Sugianto Sabran melalui press release yang disampaikan Diskominfosantik Provinsi Kalimantan Tengah, Rabu (19/10) malam.
Untuk diketahui hujan deras yang mengguyur hamper merata di wilayah Kalimantan Tengah dalam beberapa bulan terakhir menyebabkan sejumlah Kabupaten/ Kota di Kalimantan tengah tergenang banjir. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Provinsi Kalimantan Tengah pertanggal 17 Oktober 2022 terpantau 8 Kabupaten dan 1 Kota di Kalimantan Tengah terdampak banjir 8 Kabupaten terdampak banjir tersbeut yaitu Kabupaten Katingan, KotawaringinTimur, PulangPisau, Lamandau, Seruyan, Sukamara, Kotawaringin Barat, Kota Palangka Raya dan Kabupaten Barito Utara.
Akibat banjir yang menerjang 8 kabupaten/ kota tersebut, sebanyak 35 kecamatan, 184 desa/kelurahan, 16.424 KK dan 47.136 jiwa terdampak banjir. Bahkan, 61 Kepala Kelyarga atau sebanyak 235 jiwa terpaksa mengungsi.
‘’Angka ini akan terus bertambah apabila melihat perkembangan sepekan terakhir ini. Karena itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir sejak tanggal 17 Oktober 2022 hingga 21 hari kedepan,’’ ungkap Gubernur Sugianto Sabran.
Dijelaskan Gubenrur dari 8 kabupten/ kota yang diterjang banjir, 6 kabupaten diantaranya telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir, yaitu Kabupaten Lamandau, Sukamara, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur dan Kabupaten Katingan. Sedangkan Kabupaten Seruyan dalam proses penetapan perpanjangan status tanggap darurat.
Atas musibah banjir ini Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran mengungkapkan keprihatinannya, mengingat banjir yang mengepung Kalimantan Tengah, terjadi saat permasalahan lain belum usai. ”Banjir melanda di saat pandemic covid 19 belum berakhir, inflasi menghantam sendi kehidupan dibarengi kenaikan harga BBM, semuanya harus kita hadapi dan ditangani simultan secara bersamaan” ungkap Sugianto Sabran seraya menambahkan banjir juga berdampak gagal panen bagi petani sehingga akan menimbulkan permasalahan baru pada sektor ekonomi masyarakat.
“Umum nya masyarakat yang ada di pedesaan dan masyarakat sekitar hutan adalah bertani, tapi dengan adanya banjir yang bisa terjadi hingga tiga kali dalam setahun, apa yang mereka harapkan dari sector pertanian, hal ini akan menciptakan trend kemiskinan di tingkat pedesaan” kata Sugianto Sabran.
Ditambahkan Gubernur untuk mengatasi dampak banjir di Kalimantan Tengah, tentu yang dilakukan saat ini adalah upaya-upaya jangka pendek dan sesaat yang tidak bisa dilakukan secara terus menerus. Namun demikian upaya-upaya tersebut merupakan wujud kehadiran pemerintah di tengah-tengah penderitaan rakyat.
Gubernur Sugianto Sabran berharap untuk jangka panjang penanganan masalah banjir di Kalimantan Tengah harus dimulai dari membenahi akar permasalahannya. Hal tersebut merupakan PR besar yang harus melibatkan sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten dan kota.
“Menyelesaikan masalah banjir tidak bisa dilakukan secara parsial sendiri-sendiri, tapi harus mengawinkan satu pemahaman yang sama bagi semua pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan kota untuk berangkat dari nawaitu yang sama, yaitu melahirkan satu kebijakan yang berpihak kepada rakyat, salah satunya kebijakan meyelematkan lingkungan dari kerusakan,” tandas Sugianto Sabran.
Gubernur SugiantoSabran juga telah menyampaikan instruksi harian kepada seluruh bupati dan walikota khususnya bagi yang daerahnya terdampak banjir, untuk tidak meninggalkan tempat atau keluar kota, dan segera mengambil langkah dan tindakan untuk membantu masyarakat, diantaranya menggunakan beras 100 ton yang ada di kabupaten dan kota dari Kementerian Sosial. “Jangan menunggu warga kelaparan baru salurkan bantuan, stok menipis ajukan permohonan ke provinsi, dan gunakan dana BTT dalam penanganan bencana. Tidak kalah pentingnya sinergitas Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota dalam penanganan masalah kesehatan saat banjir, hingga pasca banjir” tambah Sugianto Sabran.
Masih terkait banjir, saat ini Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah mengambil langkah-langkah penanganan yang melibatkan kerjasama dengan TNI dan POLRI serta Kejaksaan Tinggi khususnya dalam pendistribusian bantuan kedaerah-daerah agar tepat sasaran dan tepat manfaat, serta hal terpenting adalah sesuai ketentuan yang berlaku.
‘’Pemprov Kalteng telah membeli beras dari Bulog sebanyak 2.000 ton untuk penanganan bencana di Kalteng. Selain beras, tentu nanti akan dilengkapi dengan bahan pokok lainnya. Bantuan ini harus sampai kepadam asyarakat di titik tersulitpun, bila perlu kita menggunakan helicopter Waterboom yang ada di Bandara TjilikRiwut,” tandas Gubernur Kalteng H. Sugianto Sabran. (red)