PALANGKA RAYA, Borneodaily.co.id – Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Prov. Kalteng melaksanakan Pertemuan Kick Off Meeting The Global Fund to fight Aids Tuberculosis and Malaria (GF ATM) Komponen Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), bertempat di Hotel Neo Palma Kota Palangka Raya, Kamis (9/6/2022). Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan bahwa sejalan dengan target global untuk mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030, maka Indonesia telah menetapkan untuk mencapai 90-90-90 dan three zero/3.0 Human Immunodeficiency Virus (HIV), AIDS dan Penyakit dan Infeksi Menular Seksual (PIMS) pada tahun 2020-2024.
“Terdapat enam strategi pencegahan dan pengendalian HIV, AIDS dan PIMS yaitu, pertama penguatan komitmen dari kementerian/lembaga terkait di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Kedua, peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan skrining, diagnostik dan pengobatan HIV, AIDS dan PIMS yang komprehensif dan bermutu. Ketiga, penguatan program pencegahan dan pengendalian HIV, AIDS dan PIMS berbasis data dan dapat dipertanggungjawabkan,” imbuh Suyuti.
Keempat, sambung Suyuti, harus ada penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat termasuk pihak swasta, dunia usaha, dan multisektor lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional. Kelima, harus ada pengembangan inovasi program sesuai kebijakan pemerintah, dan terakhir harus ada penguatan manajemen program melalui monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut.
“Adapun tujuan program pencegahan dan pengendalian HIV, AIDS dan PIMS pada tahun 2020-2024 secara nasional yaitu untuk menurunkan infeksi baru HIV, menurunkan kematian yang diakibatkan oleh AIDS, meniadakan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV AIDS (ODHA), menurunkan penularan infeksi baru HIV, Sifilis, dan Hepatitis B pada bayi, serta menurunkan infeksi baru Sifilis,” jelas Suyuti.
“Dalam rangka menuju eliminasi HIV di Indonesia tahun 2030, maka ada tiga target dampak (impact) yang hendak dicapai pada tahun 2024, yaitu infeksi baru HIV berkurang menjadi 0,18 per 1.000 penduduk, infeksi baru HIV dan Sifilis pada anak mencapai kurang dari atau sama dengan 50 per 100.000 penduduk pada tahun 2022, dan infeksi Sifilis menjadi 5,3 per 1.000 penduduk tidak terinfeksi atau penurunan 30% di tahun 2024,” sambung Suyuti.
Lebih lanjut Kadis Kesehatan menjabarkan, penemuan kasus baru di Kalteng pada tahun 2021 melalui klinik Konseling dan Tes (KT) sebanyak 121 kasus, dan melalui klinik Tes dan Inisiasi Petugas Kesehatan (TIPK) sebanyak 143 kasus, sehingga jumlah kasus baru HIV/AIDS di Kalteng pada tahun 2021 yaitu sebanyak 264. Sedangkan pada periode Januari sampai dengan April 2022, penemuan kasus baru melalui layanan KT yaitu 71 kasus, dan layanan TIPK sebanyak 56 kasus, sehingga total penemuan kasus baru pada periode Januari sampai dengan April 2022 yaitu sebanyak 127.
GF AIDS di Kalteng sudah ada sejak tahun 2011. Selama itu juga telah banyak dukungan dana dan logistik untuk mencapai indikator program yang telah ditetapkan.
Perlu diketahui, pada periode Januari sampai dengan Mei 2022, telah didistribusikan sebanyak 19.475 Rapid 1 HIV, 1.425 Rapid 2 HIV, 1.650 Rapid 3 HIV dan 18.925 rapid Sifilis. Sejak tahun 2020, pendistribusian rapid tes/jumlah rapid yang sudah dialokasikan berdasarkan laporan yang dikirimkan layanan pada Sistem Informasi HIV AIDS dan PIMS (SIHA) Online. Maka dari itu, rapid yang diterima oleh layanan melalui Dinkes kabupaten/kota masing-masing akan mengacu pada seberapa banyak laporan deteksi yang dilakukan oleh layanan.
“Pada kesempatannya nanti, akan kita perhatikan bersama terkait program yang akan dilaksanakan di tahun 2022 dengan menggunakan dana GF AIDS, program yang telah dilaksanakan oleh Sub-Sub Recipient (SSR) beserta dengan capaiannya, logistik dan obat-obatan yang telah diterima oleh SR Kalimantan Tengah, serta pendistribusiannya ke SSR,” tutupnya.
Kegiatan yang dibiayai oleh GF AIDS ini dihadiri oleh pengelola program Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kota Palangka Raya, pengelola program HIV Puskesmas di Kota Palangka Raya, fasilitas layanan kesehatan, PKBI, Rumah Sakit Doris Sylvanus serta Rumah Sakit Muhammadiyah Kota Palangka Raya. (red)