PALANGKA RAYA, Borneodaily.co.id – Munculnya paradigma keterpurukan Kalimantan Tengah (Kalteng) setelah dimekarkannya wilayah otonomi baru yaitu Provinsi Kotawaringin, yang merupakan bagian dari Bumi Tambun Bungai, ditepis secara tegas oleh kalangan DPRD Kalteng.
Pasalnya, dengan dimekarkannya wilayah otonomi baru, hal tersebut tentunya akan memberikan keuntungan bagi Provinsi Kalteng. Dimana beban Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) akan berkurang serta laju pembangunan infrastruktur akan berkembang dengan pesat.
“Saya rasa paradigma yang mengatakan bahwa Kalteng akan terpuruk saat Provinsi Kotawaringin dimekarkan adalah hal yang tidak tepat. Justru sebaliknya, beban APBD kita akan berkurang dan pembangunan infrastruktur akan berkembang pesat,” ucap Anggota Komisi IV DPRD Kalteng, H Achmad Rasyid, Kamis (14/1/2021).
Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV, meliputi Kabupaten Barito Timur (Bartim), Barito Selatan (Barsel), Barito Utara (Barut) dan Murung Raya (Mura) ini juga menegaskan, ditinjau dari aspek perekonomian maupun sumber daya yang dimiliki wilayah tengah dan timur Kalteng. Tidak kalah dengan wilayah barat yang menitik beratkan pada sumber daya perkebunan.
“Kita di wilayah DAS Barito kaya akan tambang dan perkebunan juga. Kemudian di wilayah tengah, potensi perkebunan juga dapat dikembangkan. Tinggal nanti bagaimana memanfaatkan sumber daya tersebut sebagai pemasukan daerah,” ujarnya.
Dikatakan politisi dari Partai Gerakan Indoensia Raya (Gerindra) ini, kemajuan Kalteng akan melejit pesat, apalagi dengan di dukung program Food Estate yang dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia (RI). Sehingga paradigma bahwa Kalteng akan terpuruk saat di mekarkannya Provinsi Kotawaringin tidaklah benar.
“Untuk sumber daya, tidak perlu dikhawatirkan. Apalagi dengan ditunjang program Food Estate, jelas Kalteng akan maju dari segi pertanian maupun perkebunan. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir apabila Provinsi Kotawaringin dimekarkan,” pungkasnya. (red)