PALANGKA RAYA, BorneoDaily.co.id – Pondok pesantren memiliki potensi ekonomi yang besar. Jika dikelola dan dikembangkan, potensi itu akan membawa kemandirian ekonomi.
Hal itu mengemuka dalam gathering pondok pesantren yang digelar oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia, di Palangka Raya, Jum’at (14/6/2024).
Kakanwil Kemenag H. Noor Fahmi mengatakan, beberapa pesantren di Kalimantan Tengah telah mengelola sejumlah unit usaha. Kementerian Agama melalui program bantuan inkubasi bisnis mencoba mendorong peningkatan kapastas unit usaha tersebut.
Di sisi lain, H. Noor Fahmi berharap ada perhatian dari kalangan perbankan bagi usaha pesantren itu. Misalnya melalui bantuan permodalan. Jika terwujud, maka diyakini kemandirian ekonomi pesantren akan menguat di kalangan lembaga pendidikan keagamaan Islam tersebut.
“Kanwil Kemenag Kalimantan Tengah tentu berkepentingan untuk terus mendorong peningkatan kemandirian ekonomi pesantren. Peluang kerja sama atau dukungan dari pihak lain seperti Bank BSI diharapkan bisa diwujudkan,” ucap H. Noor Fahmi.
Di acara yang sama, Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam, H. Elly Saputra menambahkan, beberapa pesantren telah mampu mengelola usahanya. Misal pondok pesantren yang mengelola usaha laundry yang mulai melebarkan sayap usahanya.
Dia meminta Bank BSI bisa membantu kalangan pesantren untuk membuka dan memperkuat unit usaha yang dikelolanya.
Manager ISE Region IX Kalimantan, Nasrudin Anas, mengakui bahwa Bank BSI menjadikan pengembangan keuangan syariah untuk kemandirian ekonomi pesantren sebagai salah satu concern bank plat merah itu. Beberapa potensi pengembangan itu adalah pengelolaan agen BSI smart yang bisa menjadi salah satu sumber pendapatan pesantren. Kemudian, BSI juga menyiapkan sistem pembayaran berbasis transaksi keuangan secara elektronik.
“Ada banyak hal yang bisa kita sinergikan untuk mengelola keuangan pesantren secara digital. Dan ini juga akan menunjang kemandirian ekonomi pondok pesantren secara berkesinambungan,” ujar Nasrudin Anas.
Gathering pesantren diikuti lebih dari 40 peserta. Mereka berasal dari kalangan pimpinan pesantren, Kemenag kabupaten/kota, dan Kanwil Kemenag Kalimantan Tengah. (red*)