PANGKALAN BUN, borneodaily,co.id-Musibah tanah longsor di kawasan tambang rakyat terjadi di Kecamatan Arut Utara, tepatnya di Desa Sungai Seribu, menyisakan duka. Sepuluh warga penambang yang berasal dari Jawa Barat tertimbun tanah lonsor, dan hingga kini belum diketahui nasibnya. Sementara itu, petugas BPBD Kobar bersama Polsek dan warga setempat terus melakukan pencarian para korban.
Camat Arut Utara M Nursyah Ikhsan menyebutkan, pihaknya mendapatkan laporan dari kelurahan jika terjadi musibah terhadap 10 penambang emas. Mendengar adanya informasi tersebut, camat bersama unsur muspika langsung ke lokasi kejadiaan di Sungai Reribu, RT 06, Kelurahan Pangkut.
Menurut Ikhsan, saat berada di lokasi, dirinya mendapat informasi, para korban merupakan satu rombongan, penambang yakni menggali dengan kedalaman sekitar 65 meter.
Sementara jumlah penambang rakyat ini terdiri dari 12 orang masing-masing, bernama, Tatan (30 tahun), alamat Salofa, Kabupaten Tasik, Muharom (22), alamat Salofa, Kabupaten Tasik, Yuda umur 24 tahun, alamat Salofa, Kabupaten Tasik, Reza umur 20 tahun, alamat Salofa, Kabupaten Tasik, Rana umur 21 tahun, Susan umur 25 tahun, Bayu umur 25 tahun, Dian umur 26 tahun, Mukadir umur 47 tahun, Nurhidayat umur 26 tahun.
Ihksan menyebutkan/ kronolgis berawal saat rombongan sekitar pukul 08.00 WIB turun menggali lubang di kawasan tambang rakyat tersebut. Para penambang tidak bersamaan saat menggali melainkan ada yang turun lebih dahulu.
Sekitar jam 10.00 WIB, setelah sepuluh penambang masuk, kemudian dua orang lainnya menyusul tiba-tiba terjadi longsor. Keduanya kemudian bergegas naik ke atas untuk menyelamatkan diri.
Saat ini, ke sepuluh korban belum diketahui nasibnya, pihak kecamatan juga sudah menghubungi kepada BPBD Kobar, dan tim gabungan bersama warga terus melakukan evakuasi para korban. (mto)