PALANGKA RAYA, borneodaily.co.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah hadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2024 bersama Irjen Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI secara virtual, bertempat di Ruang Bajakah Lt. II Kantor Gubernur Kalteng, Senin (6/5/2024).
Plt. Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir saat memimpin rapat menyebut bahwa, dari minggu ke minggu beberapa hal berkaitan dengan inflasi di Indonesia perlu mendapat perhatian bersama, dan diharapkan upaya-upaya yang dilakukan oleh semua kepala daerah, dari minggu ke minggu bisa semakin baik dalam melakukan suatu perencanaan, terutama yang berkaitan dengan penanaman komoditas pangan yang menjadi penyumbang inflasi, sehingga tetap berkesinambungan dan terus menerus.
“Oleh karena itu kami mengimbau, semua daerah bisa melakukan suatu perencanaan yang baik dan bila perlu mengajak pihak ketiga, khususnya terkait penanaman komoditas pangan, seperti cabai dan bawang merah,” ucapnya.
Sementara itu, Plt. Kepala BPS RI Amalia Adininggar Widyasanti dalam paparannya mengungkapkan, bahwa inflasi secara nasional bulan ke bulan (April 2024 terhadap Maret 2024) sebesar 0,25%, dimana tingkat inflasi bulan April 2024 lebih rendah dari bulan sebelumnya dan di bulan yang sama tahun yang lalu. Sedangkan inflasi tahunan April 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
“Inflasi April 2024 menurut wilayah (m – to – m) sebagian besar provinsi mengalami inflasi, dimana 34 provinsi mengalami inflasi dan 4 (empat) provinsi mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Papua dan Papua Tengah, yaitu 1,20%, sedangkan deflasi terdalam terdapat di Sumatera Barat 0,30%,” paparnya.
Dikatakannya pula, bahwa kelompok yang memberi andil inflasi terbesar pada April 2024 adalah kelompok transportasi, yaitu sebesar 0,12% jauh lebih tinggi dibandingkan andilnya di bulan Maret 2024. Dan untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau bulan ini menyumbang andil deflasi sebesar 0,01% berbeda dengan bulan sebelumnya yang justru menjadi penyumbang andil inflasi terbesar.
“Seiring dengan peningkatan produksi beras, tingkat inflasi beras terus melemah hingga mengalami deflasi pada bulan April 2024 sebesar 2,72% dengan andil deflasi sebesar 0,12%. Deflasi beras ini terjadi di 28 provinsi, 1 (satu) provinsi stabil, dan 9 (sembilan) provinsi lainnya masih mengalami inflasi,” sebut Plt. Kepala BPS RI.
“Inflasi April 2024 didominasi oleh beberapa komoditas pangan seperti tomat, bawang putih dan daging ayam ras” imbuhnya.
Menurutnya, tekanan inflasi beberapa komoditas pangan sudah melemah, namun tingkat inflasinya relatif tinggi. Inflasi tahunan beras, daging ayam ras dan cabai merah menunjukkan penurunan, namun masih memberikan andil yang cukup tinggi.
Sementara itu tekanan inflasi tahunan bawang merah, tomat, bawang putih semakin meningkat di April 2024. Selain itu, berdasarkan perkembangan harga bawang merah sampai M1 bulan Mei 2024 naik sebesar 12,59%, dan harga cabai merah naik sebesar 7,68%, untuk harga gula pasir cendrung naik dibandingkan bulan April 2024. Sedangkan harga beras masih cenderung turun.
“Dapat disimpulkan bahwa inflasi sepanjang Ramadan dan Idulfitri relatif terkendali, harga-harga komoditas pangan relatif stabil bahkan sejumlah komoditas mengalami deflasi, seperti cabe merah, cabe rawit, beras dan telur ayam ras” ungkapnya.
Selanjutnya, berdasarkan pemantauan harga SP2KP pada minggu pertama bulan Mei 2024 ini, harga beberapa komoditas pangan yang mengalami peningkatan adalah bawang merah, bawang putih, gula pasir dan cabai merah.
“Khusus untuk cabai merah, selain mengalami kenaikan harga juga mengalami penambahan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga,” tutupnya.
Pada kesempatan tersebut, Sahli Gubernur bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko mengatakan, sesuai dengan data yang dipaparkan BPS RI, bahwa tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga Minggu ke 1 bulan Mei 2024 untuk Kalimantan Tengah m – to – m, inflasi Kalteng sebesar 0,73% berada pada urutan keempat tertinggi se Indonesia.
“Hal ini harus menjadi perhatian tim inflasi Kalteng, dengan berbagai kegiatan yang telah kita laksanakan, seperti pasar murah, pasar penyeimbang dan penanaman komoditas pangan, diharapkan bisa tetap mempertahankan dan menekan angka inflasi di Kalteng agar jangan sampai masuk kategori tertinggi di Indonesia,” kata Yuas.
Turut hadir mendampingi Yuas Elko, mewakili Forkopimda, dan Kepala Perangkat Daerah Prov. Kalteng terkait. (red)