PALANGKA RAYA, Borneodaily.co.id – Sebanyak 594 santri pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah (PKPPS) tingkat wustha di Kalimantan Tengah menjalani asesmen nasional berbasis komputer (ANBK). Asesmen nasional adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.
Kakanwil H. Noor Fahmi melalui Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam H. Elly Saputra menjelaskan, asesmen nasional dilaksanakan dengan 3 instrumen yaitu asesmen kompetensi minimum literasi dan numerasi, survey karakter dan survey lingkungan belajar.
“Dari Kalimantan Tengah ada 594 santri PKPPS wustha yang mengikuti ANBK tahun ini,” jelas H. Elly Saputra di ruang kerjanya, Selasa (10/9/2024).
Dikatakan, asesmen kompetensi minimum mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) santri. Sedangkan survei karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter santri. Terakhir, survei lingkungan belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan.
“Literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu. Sedangkan numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan,” beber H. Elly.
Dia berharap hasil ANBK bisa dimanfaatkan secara optimal oleh satuan PKPPS dalam meningkatkan mutu pembelajarannya. Karena raport Pendidikan yang dihasilkan dari ANBK merupakan instrument kebijakan evaluasi sistem pendidikan yang menekankan pada orientasi terhadap mutu pendidikan dan sistem yang terintegrasi. (Red)