PALANGKA RAYA, Borneodaily.co.id – Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin menjamin stok kebutuhan pokok selama Ramadhan hingga Idul Fitri 1442 Hijriah, aman dan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.
“Saya berpesan agar masyarakat belanja secukupnya dan bijak. Tak perlu panik ada kelangkaan,” kata Fairid di Palangka Raya, baru-baru ini.
Dikatakan, Pemerintah Kota Palangka Raya dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri, telah mempersiapkan berbagai upaya mengantisipasi kelangkaan dan lonjakan harga yang tak terkendali.
Dia mengatakan juga terus menyiapkan berbagai strategi guna menjamin kestabilan harga kebutuhan pokok saat Ramadhan maupun pada Idul Fitri.
“Disamping untuk mengantisipasi kenaikan harga, juga sebagai upaya pengendalian inflasi,” kata Fairid.
Salah satu perhatian utama Pemerintah “Kota Cantik” yakni terkait ketersediaan ayam broiler. Selama Ramadhan dan Idul Fitri permintaan ayam potong ini selalu meningkat dibanding hari biasa.
Kepala daerah termuda di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah ini menerangkan setiap mendekati hari-hari besar keagamaan, permintaan ayam potong akan melonjak.
Fairid mengungkapkan pada hari normal saja permintaan ayam potong setiap harinya bisa mencapai 20 ribu ekor yang mana untuk memenuhi kebutuhan itu Pemerintah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah harus mendatangkan stok ayam sebanyak delapan ribu ayam.
Kondisi tersebut terjadi karena salah satu menu berbuka dan sahur serta perayaan Idul Fitri menggunakan bahan ayam potong tersebut.
“Untuk itu kami juga menyiapkan program kandang penyangga sehingga persediaan ayam potong di pasar menipis kami bisa melakukan intervensi dengan mengeluarkan pasokan ke pasaran,” kata Fairid.
Saat ini Pemerintah Kota Palangka Raya juga terus menjalin koordinasi dengan Perum Bulog untuk memastikan bahan pangan di kota setempat tersedia.
Pria yang juga merupakan atlet road race itu pun meminta masyarakat tidak panik atau melakukan pembelian bahan pangan secara berlebih agar tidak terjadi kelangkaan dan lonjakan harga yang tak terkendali. (Ril)