MUARA TEWEH, BorneoDaily.co.id – Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran meninjau secara langsung pelaksanaan vaksinasi masal bagi pelajar di SMKN-1 Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Sabtu (18/9/2021).
Kunjungan kerja Gubernur di SMKN-1 Muara Teweh, merupakan rangkaian kunjungan kerja Gubernur setelah sebelumnya meninjau pelaksanaan vaksinasi massal di SMAN-1 Murung yang berada di Kabupaten Puruk Cahu.
Pelaksanaan Vaksinasi Massal bagi pelajar dilaksanakan serentak di 3 Kabupaten diantaranya Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Barito Timur.
Gubernur mengatakan, kegiatan vaksinasi tersebut dapat memberikan perlindungan kepada para pelajar dalam persiapan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) yang rencananya pada waktu dekat.
“Pemerintah terus mengupayakan pelaksanaan program vaksinasi bagi para pelajar secara meluas untuk persiapan PTM, terutama di daerah-daerah yang tingkat penyebaran Covid-19 yang masih tinggi,” kata gubernur.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Prov. Kalteng, Ahmad Syaifudi, menyampaikan bahwa Gubernur Kalteng terus mendorong persiapan PTM dengan pencangan vaksinasi bagi para pelajar. Program vaksinasi, merupakan sebuah upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan dan imunitas bagi anak sekolah terhadap penyebaran Covid-19.
Ahmad Syaifudi mengatakan, target vaksinasi kali ini di SMKN-1 Muara Teweh sebanyak 400 pelajar yang berasal dari SMKN-1 Muara Teweh, SMA-4, Madrasah/Aliyah Muara Teweh.
Plt. Kadisdik menambahkan, bahwa di Daerah wilayah Barat seperti Kabupaten Kotawaringin Timur, Seruyan, Kobar, Sukamara, Lamandau, pelajar yang sudah melakukan vaksinasi sudah diatas 70 persen.
“Kita sudah menghitung untuk persentase pelajar yang sudah vaksin di wilayah Barat, di Kabupaten Kotawaringin Timur, Seruyan, Kobar, Sukamara, Lamandau, persentase sudah kita buat optimal atau maksimal. Angkanya sudah diatas 70 persen untuk anak-anak kita di Daerah wilayah Barat. Sekarang kita bergeser ke wilayah Barito lagi, Kabupaten Murung Raya, dan Kabupaten lainnya. Pelaksanaan vaksin dilakukan secara bertahap, hal ini disebabkan ketersediaan vaksin yang terbatas,” jelas Ahmad Syaifudi. (hs/mmc)