PANGKALAN BUN, borneodaily.co.id-Per tanggal 29 april 2021 keluarga besar Anang Kurdi Bin Abdullah kembali kuasai tanah ulayat leluhur mereka, dimana sebelumnya tanah seluas 194 hektar tersebut selama 30 tahun lamanya sejak tahun 1991 tanah ulayat tersebut dikuasai, diduduki, dan dimanfaatkan pihak perusahaan Astra Agro Lestari PT.GSIP secara sepihak tanpa melalui musyawarah dan mufakat, tanpa ganti rugi, tanpa memberi tali asih, tanpa memberi lahan plasma, dan tanpa memberikan lahan kemintraan dalam bentuk apapun.
Anang Kurdi Bin Abdullah menegaskan bahwa selama ia masih hidup, ia akan berjuang sekuat tenaga mempertahankan hak atas tanah leluhur nenek moyang mereka. Hal tersebut untuk kepentingan masa depan kesejahteraan anak cucu, cicit mereka di kemudian hari, supaya tidak sengsara, supaya tidak miskin, supaya tidak melarat, supaya tidak jadi penonton, supaya tidak jadi kuli diatas tanah kelahiran mereka.
Lelaki kelahiran tahun 1949 tersebut menambahkan, “sebab jika menunggu etikat baik dari pihak perusahaan itu tidak akan pernah ada, dan itu sangat sangat mustahil terjadi, sebab sudah lama sekitar 30 tahun ditunggu, bahkan sudah berulang kali Anang Kurdi Bin Abdullah mengurus hak atas tanah ulayat nya yang di kuasai perusahaan secara sepihak, baik secara lisan maupun tulisan, tetapi tidak ada jawaban dan tanggapan pihak perusahaan”.
Lelaki yang berusia 82 tahun tersebut juga mengatakan bahwa, oleh sebab itulah ia mengambil inisiatif dengan cara kembali bertani diatas tanah ulayat tersebut, beliau juga mengatakan kegiatan keluarga besar mereka tidak akan melakukan aksi anarkis, maupun kegiatan yang melanggar aturan maupun hukum yang berlaku di negara ini.
Anang Kurdi Bin Abdullah dan keluarga akan selalu senantiasa mematuhi aturan hukum dan ketentuan hukum yang berlaku, sebab tanah tersebut adalah murni tanah kelahiran, tanah kelahiran anak anak mereka, tanah tempat dimana mereka berteduh dari hujan maupun panas, tanah tempat mereka membesarkan anak-anak, tanah tempat mereka menafkahi anak-anak, tanah tempat mereka melanjutkan generasi keturunan panglima utar putra kumai datuk mereka. raz