KARO, Borneodaily.co.id – Kota Wisata Berastagi adalah salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) Kab. Karo. Sumut, dan merupakan salah satu Kota Wisata yang udaranya begitu sejuk. Ditambah lagi dengan pemandangannya yang cukup indah dan mempesona selain itu alamnya yang asri itu membuat wisatawan lokal maupun mancanegara. Tidak bosan-bosannya berkunjung ke daerah wisata ini.
Hanya saja yang sangat disesali, keindahan Kota Wisata Berastagi, kini telah berubah dan kota yang indah itu kini menjadi fokus pembicaraan publik.
Khususnya pengguna jalan raya maupun pejalan kaki. Hak mereka telah dirampas oleh pedagang kaki lima (PKL) menyebabkan kemacetan lalu lintas dan juga bagi pejalan kaki, karena trotoar di kawasan jalan veteran dipadati PKL yang menggelar dagangannya, memenuhi trotoar, dan sampai ke sisi pasar hitam dijadikan lahan PKL.
“Hal ini sudah berjalan cukup lama lebih dari 10 tahun, tetapi tidak ada yang menghiraukannya. Baik itu pihak Satpol PP, Camat Berastagi dan Lurah setempat,” kata M. Surbakti salah seorang warga Kelurahan Tambak Lau Mulgap II Kecamatan Berastagi, kepada awak media, Minggu 28 April 2024, pukul 13.09 WIB di Berastagi.
Lanjut M. Surbakti, pedagang kaki lima saat ini dikuasai oknum premanisme, untuk mendapatkan lahan dagangannya para PKL terpaksa membayar uang lapak kepada oknum premanisme dan pemuda setempat. Begitu juga perparkiran liar yang ada di sepanjang jalan pembangunan berastagi.
Semantara itu, Minggu 28 April 2024, pukul 14.00 WIB, awak media ingin konfirmasi kepada Kasatpol PP Kabupaten Karo, Gelora Fajar Purba, SH, MH, Via WhatsApp pribadinya, tidak berhasil karena jawaban dari ponselnya diluar jangkauan. (RP)