SAMPIT, Borneodaily.co.id – Pemilik rumah kontrakan yang disewa Andreas Meno Alona (AMA) alias Andri (30) menyebut pelaku pembunuhan pedagang sembako Darmanto (55) warga Desa Basirih Hulu, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS), Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim), berperilaku aneh sering keluar malam.
Menurut, Muslimah, pemilik rumah kontrakan di Desa Jaya Karet RT 06, dari penuturan istrinya kalau pelaku (AMA), sering keluar tengah malam dan pulang dini hari.
Tak hanya itu, kata Muslimah yang akrab disapa imah, pelaku juga menyewa rumah kontrakannya sudah berjalan 6 bulan, namun masih memiki tunggakan 3 bulan belum dibayar.
“Anak saya pernah menagih sisa tunggakan sewa rumah itu, namun AMA selalu bilang tidak punya uang untuk membayar,” ujar Imah .
Di tempat terpisah, Gusti Ali warga Kelurahan Basirih Hilir pemilik rumah makan Family menuturkan, kalau korban (Darmanto) merupakan pelanggan setianya ketika makan di warung. Ali yang akrab disapa, mengaku terkejut ketika mendengar kabar, bahwa Darmanto telah tewas menggenaskan diduga dibunuh AMA yang merupakan warga pendatang itu.
“Saya merasa kehilangan pelanggan setia, karena korban itu orangnya sangat baik dan kepada siapa saja selalu tegur sapa,” ucap Ali pemilik warung makan di depan SPBU Samuda itu.
Kepala Desa Jaya Karet Fauji membenarkan kalau pelaku AMA tinggal di rumah kontrakan warganya. Namun sangat disayangkan, katanya, sebagai warga pendatang tidak pernah melapor keberadaannya, terutama kepada ketua RT setempat.
“Kita tanya ketua RT 6 RW 3, pelaku tidak pernah lapor sehingga aktifitas pelaku banyak yang tidak diketahui,” ujar Pauji.
Sementara, Kepala Desa Basirih Hulu Nuryadi menjelaskan, pelaku meminjam uang dengan warga selalu dengan nada ancaman.
“Informasi warga kami, pelaku sering memalak kepada warga tertentu. Bahkan apabila tidak dipenuhi dia akan emosional dan melontarkan nada ancaman,” ujar Nuryadi.
Terkait isu kalau korban menjual togel, setelah ada warga yang melihat korban sejumlah uang. Hal ini pun dibantah Jupriadi, warga RT 07/RW 02 bersama Bahrian, kalau mereka hanya menukar uang kecil kepada korban sebesar Rp 300 ribu sebelum kejadian Minggu (11/7/2021) sekitar pukul 05.30 WIB kita waktu itu memanggil dari depan, disuruh lewat belakang rumah.
“Untung saya menukar uang sebelum kejadian, kalau saya datang di situ saat pembunuhan mungkin jadi tuduhan tersangka,” ujar Bahrian menceritakan kepada Jupriadi, Rabu (14/7/2021).
Pelaku AMA setelah melakukan pembunuhan diduga perampokan itu langsung melarikan diri ke semak-semak belakang rumah korban. Atas penelusuran warga bersama petugas mengikuti jejak pelarian pelaku itu, ditemukan baju berbecak darah yang sering dipakai pelaku. Tersangka sudah tertangkap dan mempertanggung jawabkan segala perbuatannya. (mar)
.