PALANGKA RAYA, borneodaily.co.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri 2024 bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara virtual dari Ruang Rapat Bajakah, LT. II Kantor Gubernur Kalteng, Senin (4/3/2024). Rakor dipimpin langsung Mendagri Tito Karnavian.
Rakor Inflasi ini diikuti Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko beserta Unsur Forkopimda Prov. Kalteng, Kepala Biro Ekonomi Setda Prov. Kalteng Said Salim serta Kepala Perangkat Daerah dan Instansi Vertikal di lingkungan Pemprov. Kalteng terkait lainnya dan Kalan BI Kalteng Taufik Saleh.
Dalam arahannya pada Rakor Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Puasa Idul Fitri 2024, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan yakni ketersediaan pasokan dan stabilitas harga bahan pokok, dan stabilitas keamanan selama bulan puasa Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri 1445 H dapat berjalan dengan aman, nyaman, tertib dan lancar. Selain itu, keamanan dan ketertiban masyarakat terutama pada simpul-simpul transportasi pada bandara, terminal, stasiun, pelabuhan dan jalan serta.
Selanjutnya, sinergi antara Forkopimda dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan terhadap gangguan trantibumlinmas dan kejadian bencana serta pemantauan situasi lapangan dan bertemu dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk menjaga pelaksanaan trantibumlinmas ibadah di bulan Puasa Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri 1445 H agar dapat berjalan dengan aman dan damai serta khidmat.
Disampaikan oleh Mendagri perkembangan inflasi Tahun ke Tahun Februari 2024 terhadap Januari 2024 secara nasional adalah 2,75 persen. Kemudian inflasi Bulan ke Bulan Februari 2024 terhadap Januari 2024 adalah 0,37 persen. Kenaikan ini dipengaruhi sektor makanan, minuman, tembakau dan transportasi.
Pada tingkat provinsi inflasi tertinggi berada di Papua Selatan, Gorontalo, Papua Tengah, Bengkulu, Papua Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sumatera Barat, Kalimantan Timur dan Lampung yang rata-rata berada diatas nasional. Sedangkan, inflasi terendah berada di Papua Barat Daya, Bangka Belitung, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Aceh, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.
Sementara itu, Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar W dalam laporannya menyampaikan inflasi Februari 2024 relatif lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.
“Berbeda dengan periode sebelumnya, inflasi Februari 2024 meningkat dibandingkan inflasi Januari 2024 dan lebih tinggi dibandingkan inflasi Februari periode sebelumnya”, tutur Amalia.
Komoditas utama penyebab inflasi Februari 2024 adalah beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras dan minyak goreng dengan inflasi yang lebih tinggi dibandingkan Februari periode sebelumnya. Beras memberikan andil inflasi terbesar serta lebih besar dibandingkan periode sebelumnya.
Dijelaskan Amalia, meskipun secara bulanan inflasi Januari 2024 relatif lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya, inflasi tahun kalendernya (y to d) masih lebih rendah dibandingkan Februari 2022 dan Februari 2023. Berbeda dengan periode yang sama di tahun 2022 dan 2023, inflasi tahun kalender sampai dengan Februari 2024 dominan disebabkan oleh komponen harga bergejolak, utamanya beras, yang menyumbang andil sebesar 0,24 persen.
Turut hadir secara virtual dari tempat masing-masing diantaranya Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, serta dari Kementerian/ Lembaga terkait dan Gubernur/Bupati/Walikota se Indonesia. (red)