PALANGKA RAYA, BorneoDaily.co.id — Pada Kamis (3/5/21) malam, di EDW Café Beer House, Palangka Raya, beberapa grup band rock legendaris di Kalimantan Tengah yang telah berkarir sejak era 80 dan 90-an, mementaskan kembali kelihaiannya dalam bermain musik.
Band-band tersebut diantaranya adalah JoRock Band, Art Green Band, Nabo Exotic Band, Band Legend, dan Funkzher Band. Mereka beraksi dalam satu panggung dalam tajuk Band Community Reunion Blues Rock n Roll dengan sub tema Kopdar Santai sekaligus bersilaturahmi antar musisi Kalimantan Tengah.
Reunion Band Rock yang digagas oleh musisi kenamaan Kalteng, Bung Eghan dan Team ini disponsori EDW Café Beer House, IJTI Pengda Kalteng dan Kalaweit FM. Reunion ini juga disupport oleh Naboe Home Production Event, Two G Sound System, Nascar Racing Team, CV. Putra Perdana Borneo, PT. Randika Anugraha, Depot FBi dan Rio Embang 90.
Menurut Bung Eghan, kegiatan reuni kali ini diharapkan merangsang kembali semua penggiat seni di Kalimantan Tengah agar tetap semangat dalam bermusik dan berkarya walaupun ditengah situasi pandemi covid-19 seperti saat ini.
Eghan juga mengatakan setelah kegiatan reunion ini, pihaknya dalam waktu dekat, kembali akan mengadakan event reuni bergengsi band community rock n roll dan Bazar seluruh komunitas seni musik Kalimantan Tengah. Oleh karena itu Eghan mengajak para insan seni musik Kalteng untuk sama-sama mendoakan musibah pandemi covid-19 ini segera berlalu agar rencana gawe yang lebih besar dapat terwujud.
Sementara itu, Om Tute Lelu—Owner EDW Café Beer House Palangka Raya, menyambut baik seluruh hajatan para insan seni musik Kalteng tersebut. Ia mendukung penuh gelaran bermusik yang dibingkai dalam reunion band rock Kalteng itu.
Tak lupa Tute Lelu menyampaikan bahwa karena diadakannya pada saat pandemi covid-19, maka kegiatan sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat, yakni seluruh pengunjung wajib memakai masker, mencuci tangan, cek suhu tubuh oleh pihak café, dan tidak berkerumun.
“Kami mensponsori kegiatan reunion band rock Kalteng ini, bukan hanya untuk reuni para pemain band, namun untuk para penggemarnya juga. Dukungan ini juga sebagai komitmen EDW Café Beer House Palangka Raya untuk memajukan seni musik di Kalimantan Tengah,”sebut Tute Lelu
Ketua IJTI Kalteng, H. Tantawi Jauhari, yang juga hadir untuk menonton acara ini terlihat sumringah dengan ditampilkannya band-band senior Kalimantan Tengah yang merupakan inspirasinya ketika awal-awal tahun 90-an.
”Ini merupakan pagelaran band-band senior yang telah matang, kita menjadi tahu bagaimana cara bersosialisasi dan bermain musik yang baik. Musik yang mereka mainkan merupakan jenis musik rock seperti Rolling Stone, The Beatles, ataupun Queen, di mana jenis musik seperti ini yang menjadi penyemangat saya untuk menggemari musik,” jelas Awi, sapaan akrabnya.
Reunion Band Rock Kalteng tersebut dibuka mulai pukul 19.30 WIB dengan JoRock Band didaulat menjadi band pembuka. JoRock Band membawakan tiga lagu legend yang hits di zamannya. Penampil selanjutnya, Nabo Exotic Band juga dengan tiga lagu. Antrian berikutnya, Art Green Band dari Kuala Kapuas—yang tampil begitu ciamik dan memukau.
Giliran Funkzher Band yang digawangi vokalis Imron naik panggung, suasana mulai panas, pengunjung café pun mulai tidak malu-malu ikut bernyanyi menyanyikan lagu-lagu rock yang mereka mainkan.
Setelah itu Band Legend Palangka Raya yang beraksi. Personilnya yang rata-rata memiliki skill dan konsistensi bermusik langsung menggebrak panggung dengan membawakan lagu-lagu rock lawas. Sontak penonton langsung sumringah dan berteriak ikut menyanyikan lagu yang mereka bawakan. Formasi Band Legend Palangka Raya diisi oleh Eghan, Bung Novi, Bung Dedy, dan Syamsul.
Reunion Band Rock tersebut dilanjutkan MC Fevri alias Pepev dengan mengundang musisi lainnya untuk juga tampil memeriahkan acara, seperti Ika, Tantawi dan lainnya.
Dengan adanya reunion musisi dan band rock daerah ini, dapat bernostalgia sekaligus memberikan inspirasi bagi para anak muda terhadap aliran musik ini. Reunion ini merupakan bentuk dedikasi musisi Kalteng terhadap musik rock. Sementara itu, para musisi dan band rock yang hadir, menyambut antusias gelaran reunion. Mereka merasa hidup kembali. Reunion ini mampu menyatukan kerinduan mereka untuk tetap semangat dalam bermusik dan berkarya.
Akhirnya, usai reunion tersebut, para musisi Band Rock Kalteng dan pengunjung café, makin dikekalkan dengan ujaran puitis yang mengungkapkan bahwa musik dan bermusik seringkali memantik api dalam hati pria, dan membuka keran air mata para wanita. Musik juga acapkali mengungkapkan sesuatu yang tidak dapat dikatakan, dan yang tidak mungkin untuk diam. (ari/im)