PALANGKA RAYA, BorneoDaily.co.id – Selama kurang lebih tiga tahun warga Desa Tumbang Nusa Kabupaten Pulang Pisau merasa dirugikan akibat dampak irigasi dari lahan kelapa sawit yang diduga selama ini dikelola oleh kelompok tani.
Kerugian yang dialami warga selama ini berdampak pada pembibitan tanaman blangiran,jeluntung dan pulai. Bibit tanaman tersebut ada sekitar ribuan mati akibat terendam air dari dampak irigasi tersebut.
Arjun salah seorang warga yang lokasi pembibitan tanamannya terdampak banjir, Rabu (29/3/2023) Sore mengatakan bahwa ribuan tanamannya mati akibat dampak dari irigasi dari lahan kelapa sawit milik kelompok tani.
“Bukan hanya sebentar dampak yang kami rasakan tetapi hampir tiga tahun bahkan kerugian mencapai ratusan juta rupiah,” Kata Arjun.
Tidak hanya itu lanjut Arjun, Dampak dari luapan air tersebut juga menggenangi sebuah sekolah SMP di wilayah Desa setempat hingga mengganggu aktivitas kegiatan belajar para murid. Hal itu dirasakan hampir selama dua tahun lebih hingga kegiatan upacara bendera, olahraga di tiadakan karena halaman sekolah terendam air.
“Itu juga akibat irigasi dari lahan kelapa sawit yang diduga dikelola oleh kelompok tani tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, Warga lainnya Junaedi menyebutkan bahwa tanaman pembibitan untuk penghijauan miliknya juga terkena dampak irigasi yang dibuat oleh pihak kelompok tani Tandak Danum.
Genangan air ini meluap karena tidak bisa menampung air dan terutama saat hujan turun bisa lebih parah lagi luapan air tersebut.
“Jadi kesannya kelompok tani tersebut tidak bertanggung jawab kami berharap kasus ini agar pemerintah Kabupaten setempat dapat mengatasi permasalahan ini,” tandasnya. (Red)