PALANGKA RAYA,borneodaily.co.id-Kantor Kementerian Agama Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah berencana akan mendirikan sekolah Madrasah Aliyah (MAN) Kejuruan di Kalimantan Tengah. Hal ini mengingat di Provinsi Kalteng, untuk sekolah MAN atau setingkat SMA masih minim. Demikian disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Kalteng yang Dr H Abdul Rasyid saat mengadakan pertemuan silaturahmi dengan jajaran Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Kalteng, Senin (7/12).
Dalam pertemuan tersebut tampak hadir ketua PW Muhammadiyah Kalteng H Ahmad Syari’i, dan sejumlah pengurus Muhammadiyah seperti Prof Norsani Darlan, H Muhtar, dan jajaran pengurus lainnya. Sementara dari jajaran Kemenag tampak hadir pejabat Bimas Islam.
Menurut Rasyid, wacana tersebut muncul setelah dirinya yang baru 15 hari dilantik sebagai kelapa Kemenag Provinsi Kalteng, melakukan kunjungan kerja ke sejumlah kabupaten/kota di Kalteng. “Memang ada beberapa Madrasah, namun animo orangtua serta murid masih kurang seperti di Kabupaten Kobar, ini ada kesalahan apa, dan ini yang harus dicari solusinya,” katanya.
Untuk itu, muncul pemikiran soal pembangunan MAN kejuruaan khusus jurusan perkebunan serta pertambangan setelah melihat potensi alam yang ada di Kalteng. Wacana ini tentunya akan disampaikan ke Kemenag RI untuk dididorong sebagai langkah awal mendirikan MAN kejuruan.
Kemudian juga yang terpenting setelah dirinya mendapatkan amanah dari Menteri Agama bertugas di Kalteng adalah soal kerukunan umat dan menjaga toleransi.
“Prioritas Kemenag, adalah soal kesalehan umat, dan ini tanggung jawab kita semua, karenanya kesalehan umat l ini harus didorong untuk mewujudkan toleransi keagamaan,” tambahnya.
Sementara itu, ketua PW Muhammadiyah Kalteng H Ahmad Syar’i sangat menyambut baik adanya rencananya pendirian MAN Kejuruan tersebut. Pihaknya tentu sangat mendorong, sebab sekolah madrasah di Kalteng memang masih minim.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mempertanyakan soal indeks toleransi kerukunan umat beragama di Indonesia yang perlu disosialisasikan oleh Kemenag.
Syari mengatakan, perlu ada sosialisasi tentang penilaian ukuran sebuah wilayah yang toleran maupun intoleran. Kemudian untuk madrasah yang bonafit di Kalteng memang belum ada, sehingga perlu didorong. ist