PALANGKA RAYA. Borneodaily.co.id — Museum Keliling berlatar belakang penjangkauan SLTA atau SLTP yang berada sangat jauh dari Museum Balanga, sehingga Museum Balanga melaksanakan museum keliling ke daerah-daerah yang sangat jauh bagi para pelajar untuk mengunjungi Museum Balanga.
Museum Keliling memiliki maksud untuk memperkenalkan sejarah dan kebudayaan Kalimantan Tengah melalui koleksi-koleksi yang ada di Museum Balanga. Para pelajar kemudian akan lebih memahami bahwa Kalimantan Tengah sangat kaya akan sejarah dan kebudayaan. Tujuannya ialah untuk mengenalkan benda-benda bersejarah atau budaya adat istiadat suku dayak di Kalimantan Tengah, salah satunya yang seperti kita tampilkan pada kegiatan museum keliling ini adalah alat-alat berladang (bercocok tanam atau berkebun) pada zaman dulu termasuk gantang, kalaya behas, keba (alat gendong bayi terbuat dari kayu), palundu/lanjung, baluh Asip, sarangan danum Gita, sarangan danum mihup, tampi halap, jahunan, tuyang (alat ayunan bayi terbuat dari kulit kayu), dan lain-lain. Para pelajar dapat mengetahui budaya adat dayak pada masa lampau yang dimana pengenalan tersebut merupakan bagian dari sejarah kehidupan manusia yang merupakan warisan budaya Kalimantan Tengah dan mata pelajaran sejarah di sekolah. Melalui museum keliling ini para pelajar dapat mencintai budayanya sendiri dan melihat keunikan pada zaman dulu, bagaimana suku dayak pedalaman mampu bertahan hidup.
Pelakasanaan Museum Keliling ini diadakan Aula SMPN-1 Bulik, di Nanga Bulik, yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Lamandau, pada Kamis (17/2) lalu. Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lamandau yang mewakili Bupati Lamandau.
Adapun pengunjung berasal dari para pelajar tingkat SLTP dan SLTA yang melebihi dari 100 lebih dari target yang kita tetapkan karena antusiasnya para pelajar ingin mengunjungi museum keliling.
Selain memperkenalkan sejarah dan kebudayaan Kalimantan Tengah melalui beberapa koleksi yang ada di Museum Balanga, kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kecintaan para pelajar SLTP dan SLTA yang ada di Nanga Bulik akan budaya dan kearifan lokal suku dayak di masa lampau.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Kalteng Adiah Chandra Sari ketika dihubungi MMC, Jumat (18/2/) menjelaskan bahwa program ini dalam rangka menanamkan kecintaan generasi muda terhadap budaya dan kearifan lokal. “Jangan sampai budaya dan kearifan lokal kita punah karena generasi muda kita tidak mengenal akar budayanya terkhusus budaya melalui peninggalan sejarah,” pungkas Diah. (red)